Sunday, January 1, 2017

Nilai-Nilai Filosofi dari Sosok "Ghanesa"


Source: airawata.com
Dear everyone...
Beberapa hari lalu sempat ramai viral status seseorang yang entah siapa yang protes dengan simbol Ghanesa di salah satu kampus terbaik kita, ITB. Hihihi lucuu siii.. tapi pun sekaligus miris 😢
Makanya kebetulan banget, hari ini aku dapet sedikit pengetahuan dari kuliah online dengan Prof. Rhenald Kasali  tentang "Change Management". Beliau menggambarkan sosok Ghanesa sebagai sosok pejuang (perubahan) dan memang ternyata sosok Ghanesa ini menggambarkan nilai-nilai kebaikan, juga kearifan yang luhur. Penasaran? Baca sampai tuntas yaaaks!! hhi

Menarik, ketika prof Rhenald menceritakan kisah Ghanesa ini, seperti yang kita ketahui, Ghanesa merupakan salah satu dewa dalam kepercayaan Hindu. dan kisahnya diceritakan dalam mitologi Hindu.

Aku sendiri terkesan dengan makna filosofis dari Ghanesa ini, dimana kita bisa mengambil/ belajar nilai-nilai kehidupan darinya.

Sebelum memaparkan nilai-nilainya, berikut kisah Ghanesa;
Diceritakan dalam mitologi Hindu, Ganesha merupakan putra dari Dewi Sri Parwati bersama dengan dewa yang dihormati dalam mitologi Hindu yaitu Dewa Syiwa.
Suatu hari, ketika Sri Parwati hendak mandi, dia tidak menemukan penjaga yang bisa menjaga dalam rumahnya, sehingga akhirnya dia memanggil putranya, Ganesha.
“Hendaknya engkau menjaga aku, menjaga di rumah ini dan melarang siapapun untuk masuk.” ujar Sri Parwati pada Ghanesa.
Akan tetapi, ketika Dewi Sri Parwati sedang mandi, ternyata yang datang adalah ayahnya sendiri, Dewa Syiwa. Karena sangat patuh pada perintah ibunya, Dewa Syiwa pun dilarang masuk oleh Ganesha, sehingga Dewa Syiwa marah pada anaknya tersebut, dan Dewa Syiwa memenggal kepala Ghanesa.
Ketika Dewi Sri Parwati kemudian keluar, Dewi Sri menjadi sangat marah, karena anaknya yang sangat dicintai, yang setia menjaga dirinya yang hendak mandi itu justru dipenggal oleh ayahnya sendiri. Kemudian Dewi Sri Purwati menuntut kepada suaminya agar bisa memasang kembali kepala Ghanesa.
Akan tetapi, kepala Ghanesa tidak ditemukan, hingga akhirnya kemudian Dewa Syiwa berjanji, “Saya akan memasangkannya kepala makhluk yang pertama kali saya lihat.” Namun sekian lama menunggu, tidak ada satu manusia pun yang lewat. Sampai muncullah seekor gajah pengawal. dan kemudian Dewa Syiwa memenggal kepala gajah itu dan memasangkan kepada Ganesha.

Hingga akhirnya Ghanesa pun hidup kembali. Setelah kejadian tersebut, Ghanesa tidak sedikitpun merasa marah maupun merasakan dendam. Sebuah nilai yang begitu baik untuk dimiliki oleh manusia dalam menjalankan kehidupannya.

Ghanesa, dari rupa bentuk sosoknya pun ternyata bisa kita pelajari beberapa nilai kemanusiaan yang juga begitu baik. 

Ghanesa memiliki empat buah tangan, dimana masing-masing tangan mencerminkan simbol masing-masing;
a) Simbol yang pertama di tangan sebelah kiri ada lontar.
Saat ini, lontar tersebut di beberapa tempat itu lebih jelas digambarkan dengan buku. Buku teks atau ilmu pengetahuan. dimana Lontar atau buku teks ini merupakan sumber ilmu pengetahuan. dimana tentunya, sangat penting untuk kita memiliki pengetahuan. karena kita memerlukan pengetahuan untuk mengatasi berbagai rintangan.
b) Selain ada lontar atau pengetahuan, juga ada sebuah cawan suci yang kadang-kadang digambarkan dengan menggunakan, menggunakan tasbih dan lain sebagainya. dimana bisa dimaknai kesucian, berhati bersih, dan kalau persepsiku, bisa dimaknai sebagai kedekatan pada yang Kuasa.
c) Selanjutnya ada kapak, dimana kapak adalah alat untuk mengatasi rintangan.
 Oleh karena itu maka Ganesha seringkali juga disebut sebagai dewa untuk mengatasi segala rintangan.
Dalam menjalani kehidupan, tentunya kita tidak akan lepas dari rintangan, dan kita harus siap menghadapi segala rintangan yang menghadang.
d) satu lagi, adalah Gading yang patah. dimana  berdasarkan mitologinya, gading Dewa Ghanesa patah  ketika Ghanesa terlibat perang atau memimpin perang. Gading yang patah tersebut menjelakan bahwa dalam setiap perjuangan, akan selalu ada yang harus dikorbankan. Dan kita pun harus siap berkorban ketika memperjuangkan sesuatu.
Selain itu, gajah pun memiliki makna filosofi, dimana, gajah memiliki belalai panjang untuk menjangkau jauh apa yang diinginkannya, mata yang kecil untuk melihat sedikit tapi berfikir lebih banyak yang digambarkan dengan ukuran kepala yang besar, juga mendengar lebih banyak dengan daun telinga yang besar. Juga sosok Ghanesa yang menduduki tikus adalah menggambarkan perlunya membasmi sifat-sifat rakus (yang dimiliki oleh tikus).

Demikian nilai-nilai filosofis yang digambarkan oleh sosok Ghanesa, yang menurutku sangat cocok untuk dijadikan simbol kearifan, dan mungkin yang menjadi latar belakang kenapa kampus ITB memilih Ghanesa sebagai simbolnya. Meskipun Ghanesa merupakan sosok dari salah satu kepercayaan, rasa-rasanya nilai kebaikan yang digambarkan oleh sosok Ghanesa tak ada yang bertentangan dengan ajaran kepercayaan manapun, sehinggaa... yaaa aku yakin, temen-temen bisa simpulkan sendiri. 😁

Btw... jika temen-temen punya referensi tambahan, jangan lupa dishare yaa... jika ada yang salah dari tulisanku, silahkan dikoreksi 

Thanks for reading :*

No comments:

Post a Comment